on Sunday, February 24, 2013







PROSENIL___ANUETA
Anueta
Add caption




Anueta logo
Band
Anueta
Country
Indonesia
Formed
2001, Tangerang, Banten, Indonesia
Genres
Gothic Metal
Labels
Bizarre Sounds Production
Line-up
Harun : Bass
Deni : Drums
Wanto : Guitars
Wawan : Guitars (lead)
Adi : Keyboards
Dhef : Vocals
Ria : Vocals (female)

INNERBEAUTY ,GOthic Metal Indonesia

Innerbeauty adalah grup musik Gothic Metal dari jakarta,Indonesia.Terbentuk pada 17 oktober 1998 oleh Viola Santi dan Irvan Nursick di jakarta.
Anggota
  • Viola Santi (Vokal)
  • Irvan Nursick(Gitar-Vokal)
  • Oghe Sigit (Gitar)
  • Tommy(Bass)
  • Bima Satria(Drum)
  • Irvan Nurfajari(keyboard)
  • Mantan Anggota
  • Trisapto(Drum)
  • Adyan Gorust(Drum)
  • Aroma Wangi KEMBANG KUBURAN

    KEMBANG KUBURAN terbentuk pada tahun 2002 oleh Ujang  (Bass), Kalap (Growl Vocal), Mira (Female Vocal), Agus (Keyboard), Rendy (Guitar),  Herri  (Drum) dan Yudi (Guitar). Dua tahun kemudian (2004) KEMBANG KUBURAN merilis album demo berisi 4 lagu merdu dengan sentuhan suara Gothic. Ke-empat lagu tersebut dikemas dalam format CD dengan judul "Keindahan Semu".

    Selain merilis album demu, KEMBANG KUBURAN  juga berusaha untuk mempromosikan diri mereka dengan membuat video klip "Kiamat Menutup Taubat" [ Silakan lihat video klip ini di YouTube ]. Proses pembuatan video klip ini disutradarai oleh sang Ujang (Bass) dan dibantu oleh seorang teman, Jack. Kemudian pada tahun 2008 band Gothic Rock Metal ini kembali merilis karya mereka dalam format DVD. Album DVD bertitel "Kiamat Menutup Taubat" ini dirilis di bawah label Edelweiss Productions.

    KEMBANG KUBURAN juga sempat melepaskan tiga buah lagu mereka untuk diikutsertakan dalam split album "Dream Inside" bersama PAST THE LINE dan ICE QUEEN.

    Line Up KEMBANG KUBURAN

    Mira (Female Vocal)
    Kalap (Growl Vocal)
    Ujang (Bass)
    Rendy (Gitar)
    Rafly (Gitar)
    Agus Yolay (Keyboard)
    Heri (Drum)
    on Tuesday, February 19, 2013

    Cahaya Putih [Temanggung Gothic Metal]

    Band aliran gothic metal yang akan kami publish kali ini berasal dari temanggung jawa tengah, bernama "Cahaya Putih".lagu yang dipersembahkan cahaya putih band untuk para pecinta gothic indonesia berjudul "Senja Cahaya".

    Aku Dan Dia


    a






    Lagu "Death Harmony - Terbelenggu dalam nista"

    Terbelenggu dalam nista, Lagu ke dua Death Harmony Band yg di publish untuk umum
    Penggalan Liriknya :
    Angan ku melayang pergi tanpa tujuan yang pasti
    aku terbelenggu dalam dosa yang Engkau murkai

    *Angkuhku musnahkan semua harapan..
    Jiwaku terbelenggu dalam nista..
    Hampa jiwa dalam dosa..

    "Leaving Stories" ex "Utusan Suci"

    Utusan Suci band, yang berdiri sekitar tahun 2004 kini mengganti nama band mereka menjadi "LEAVING STORIES". Pergantian nama tersebut tidak mengubah gaya musik yang mereka bawakan.tetap beralurkan "gothic metal".
    Utusan suci pertama berdiri bergenrekan "gothic black metal" dan pada 2007 mereka mengubah konsep musik mereka ke "gothic metal".
    Utusan suci sempat vakum pada tahun 2009, dan pada 25 Mei 2012 Utusan suci berganti nama menjadi "Leaving Stories".dengan nama baru dan juga perombakan perosnil leaving memories siap dengan gebrakan baru mereka.....
    Dari revebnation band ini mempublish lagu mereka yg berjudul

    TOTAL TRAGEDY, Sebuah Perjalanan

    TOTAL TRAGEDY tampil pertama kali di event Pensi (Pentas Seni) Maret 1999, di SMU 13 Surabaya. Waktu itu mereka masih duduk di kelas 2 di SMU tersebut. Formasi awal Total Tragedy adalah : Harru TT (Vocal/Growl), Martha (Female V ocal), Samsul (Guitar), Wisnu (Guitar), Richard (Bass), Taufany (Keyboard) dan Eko (Drum). Dalam event itu mereka membawakan lagu-lagu dari Within Temptation dan Theatre of  Tragedy dengan style Gothic/Doom Metal, memadukan vocal growl dan female voice. Setelah 'debut gig' tersebut, mereka melanjutkan mengikuti event-event dalam scene Underground baik di Surabaya sendiri, juga di seputaran Jawa Timur dan Jawa Tengah.

    Di sela-sela aktifitas, mereka merekam beberapa lagu untuk dirilis dalam demo dengan single "Sinar Batas Sepi" dan "Kiss Of  Death" di pertengahan tahun 2000. Selanjutnya mereka melengkapi materinya hingga me-rilis debut album "Every Story Has A Glory" di tahun 2001. Dengan modal album tersebut, mereka semakin bersemangat untuk melakukan promo dan konser.

    Dari album itu pula, lagu "Tenggelam Ditelan Duka" terekam dalam Kompilasi "Legion Timur" dan lagu "Hampa Kumenanti" di Kompilasi "Metalik Klinik 5". Kedua kompilasi tersebut dirilis oleh Rotorcorp, label indie Underground, dan distribusi nasional oleh Musica Studio pada tahun 2001 dan 2002.

    Dalam beberapa waktu kemudian, mereka ikut meramaikan launching "Metalik Klinik 5" di GOR Bulungan Jakarta. Serta berikutnya ikut konser siaran langsung nasional dengan tajuk event "GO ROCK" di TVRI Jakarta sekitar bulan April 2002, beserta band brutal death GODZILLA dan Toilet Sounds yang grunge.

    Jeda beberapa konser, mereka merekam album kedua "Heaven" yang dirilis pertengan tahun 2002 dengan formasi Harru TT (Vocal/Growl), Martha (Female Vocal), Samsul (Guitar), Richard (Guitar), Ao (Bass), Adi (Keyboard) dan Eko (Drum). Sama seperti pada album yang terdahulu, semua lirik dikerjakan oleh Harru TT, dibantu oleh Yoyok. Demikian pula dengan semua lagu ditulis oleh Harru TT dan Martha. Sedangkan untuk musik dan aransemen dikerjakan bersama. Di album ini, menghasilkan single "Maria" yang cukup banyak direquest oleh para peminat Total Tragedy. Di masa ini, mereka juga mengikuti banyak konser diantaranya "Hitam-Hitam on Stage" di Jakarta (oleh VR Ent), "Monster of Rock" (oleh Mipro) di kawasan Jawa Tengah serta "Sounderground" (oleh Metallium Prod) di kawasan Bali.

    Ada suatu masa, dimana mereka mengalami beberapa problem, sehingga berpengaruh pada line-up personilnya. Akhirnya mereka tinggal berempat, Harru TT (Vocal / Penulis Lirik & Lagu), Adi (Guitar & Penulis Musik), Samsul (Guitar) dan AO (Bass). Sedangkan dalam melakukan kegiatannya, mereka banyak dibantu oleh Agro (Drum), Marchell (Keyboard) dan Ani (Female Vocal). Apapun kondisinya, kreatifitas tetap berjalan, Harru TT segera menulis Lirik dan lagu, bersama Adi yang mengerjakan semua musiknya. Sehingga dalam sesi ini, hampir bisa dikatakan dalam kendali Harru TT dan Adi hingga mereka masuk studio rekaman. Album "Labyrinth", dirilis akhir tahun 2006. Produksi dan distribusi secara independent tetap dibawah SonnenGott Musik, label dan manajemen sejak mereka terbentuk. Market pun diperluas, SonnenGott Musik juga mendistribusikan album digitalnya lewat internet (apple/iTunes) sehingga bisa diakses di luar teritorial Indonesia.
    on Friday, February 15, 2013

    Album Moses Bandwidth_Risalah Sunan Kalijaga

    Moses Bandwidth kembali meng-gratiskan lagu barunya yang berjudul "Risalah sunan kalijaga", di lagu ini diawali nada lagu lir-ilir... di tengah2nya ada bahasa arabnya,,, tapi gw gak tauu artinya.. hehehe...

    yang mau cek liriknya kunjungi "Lirik Lagu Risalah sunan kalijaga".

    Konser 'Sangkakala Djiwa Mengingat Tuhan dalam

    Bandung - Musik cadas, bukan berarti tak bisa mengiringi lantunan puja-puji kepada Tuhan. Terbukti dalam sebuah pertunjukan musik bertajuk "Djarum Coklat Xtraligi: Kidung Sufi Sangkakala Djiwa 12.12.12" yang dihelat di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Rabu (12/12/2012) malam, berhasil menyuguhkan lagu-lagu bertema Ketuhanan dalam hentakkan melodi yang keras.

    Ini bukan konser musik metal, bukan pula sebuah acara dakwah. Ini adalah sebuah persembahan diri seorang manusia kepada Tuhannya dalam sebuah pertunjukan kontemplatif.

    Semerbak aroma dupa menemani langkah saat melintasi lorong-lorong menuju venue. Sayup-sayup dari sudut lorong, terdengar suara laki-laki melantunkan ayat suci Al-Quran, seolah menjembatani perjalanan spiritual yang akan dijalani sepenuhnya di dalam venue.

    Tepat pukul 20.00 WIB, Candra Malik membuka 'Sangkakala Djiwa' dengan membacakan sebuah puisi. Disusul suara musik Tarawangsa yang mengiringi Budi Dalton dan komunitas Sunda Wiwitan dalam rajah 'Mantra Ruwat Bumi'. Sayup-sayup suara gemericik air mengiringi Budi merapal bait demi bait doa dalam bahasa Sunda dengan khidmat.

    Matahari terbit muncul dari permainan multimedia di atas panggung, saat yang bersamaan, suara keyboard mengiringi seniman multitalenta Sujiwo Tedjo menempati singgasananya malam itu.

    "Wong takon, wong sing tur kang angkoro, antarane riko aku iki," suara lantang Presiden Republik Jancuk mendendangkan bait bertama lagu bertajuk 'Pada Suatu Ketika (Titi Kolo Mongso) ini mengundang tepuk tangan penonton di Sabuga malam itu.

    Sudjiwo Tedjo lengser, Karinding Attack dan Agung Burgerkil menduduki tahtanya. Tak lama berselang, Risa Saraswati membawakan tembang 'Bilur' yang mengisahkan pertaruhan nyawa seorang ibu demi anaknya. Suasana panggung dibuat muram. Seorang penari berpakaian biru yang tengah mengandung, meliuk-liukan tubuhnya. Beriringan dengan nada demi nada yang dihasilkan dari gitar akustik dan karinding, merinding!

    Penonton dibawa tenggelam semakin larut dalam semesta sunyi dalam lagu 'Fana Selamanya'. Kali ini Candra Malik yang malam itu dibalut semi blazer hitam dan celana kulot warna senada, mendendangkannya bersama Risa dan Tri Utami.

    Tuntas membawakan 'Fana Selamanya', intro tembang selanjutnya bertajuk 'Shiratal Mustaqim' dengan syahdu muncul dari tangan 'Vicky Burgerkill' yang menyentuh keyboard. Candra mengajak kedua vokalis band cadas, Vicky dan Man Jasad untuk berkolaborasi.

    Tak se-garang biasanya, Vicky pun kembali diajak duet oleh Candra Malik dalam tembang 'Jiwa yang Tenang' yang merupakan salah satu lagu dari album 'Kidung Sufi' milik Candra. Menyusul tembang 'An Elegy' dibawakan Vicky bersama teman-teman Burgerkill.

    Pertunjukan ini berlangsung nyaris tanpa jeda. Hampir semua perpindahan dari satu lagu ke lagu lainnya diselingi oleh puisi yang dibawakan Candra Malik. Begitupun yang terjadi sebelum rocker gaek Dody Katamsi naik panggung. Kemudian dua tembang 'Seluruh Nafas', 'Cinta Berdarah' dan 'Hasbunallah' dibawakan dalam sebuah sajian musik rock namun sarat akan rindu dan kepasrahan terhadap sang Pencipta.

    Candra Malik sebagai tokoh utama malam itu tak banyak berdialog dengan penonton. Ia hanya berbicara melaui puisi-pusisi yang dibacakannya. Penampilan dari para artis pendukung juga memberi warna tersendiri dalam pertunjukan ini.

    Tembang andalan Candra Malik 'Fatwa Rindu' tak luput dibawakan. Tiga orang penari sufi berpakaian serba putih dan topi coklat muda berputar-putar mengikuti alunan musik dari tembang tersebut.

    Penantian penonton yang mayoritas fans grup band KOIL akhirnya terwujud. Tak lama Otong KOIL dan kawan-kawan muncul di atas panggung. Dua lagu andalan mereka 'Aku Lupa Aku Luka' dan 'Khayalan Dalam Dunia Fantasi' berhasil memanaskan suasana dan memacu adrenalin penonton yang sejak tadi dibuai tembang-tembang sufi.

    Meski harus dipaksa puas dengan penampilan KOIL yang sangat singkat, tembang lawas milik Burgerkill 'Tiga Titik Hitam' berhasil kembali membuat penonton bernyanyi bersama Vicky yang menggandeng Risa Sarasvati sebagai teman duetnya. Secara maraton Burgerkill pun menanaskan suasana dengan nomor 'For Victory' dan 'Only The Strong'.

    Kolaborasi terakhir disajikan Candra dengan Yuki Pas Band dan Tendostar. Tembang 'Kesepian Kita', 'Samudera Debu' dan 'Sifat 20' dilantunkan oleh keduanya. Singel perdana Tendostar band yang saat ini digeluti Yuki bertajuk 'Anak Kampung' juga tak luput dibawakan.

    Selama tiga jam perhelatan yang dikemas apik oleh Atap Promotion ini berlangsung tertib. Sebuah tembang 'Syahadat Cinta', yang bercerita tentang penghargaan terhadap agama dan keyakinan setiap manusia menjadi lagu pamungkas malam itu. Semua pendukung acara naik ke atas panggung dan menyanyikan lagu ini bersama-sama. Sebuah pembuktian keragaman genre musik dan lirik dalam kerukunan dan harmoni memuja Tuhan.