Konser 'Sangkakala Djiwa Mengingat Tuhan dalam
Bandung -
Musik cadas, bukan berarti tak bisa mengiringi lantunan puja-puji
kepada Tuhan. Terbukti dalam sebuah pertunjukan musik bertajuk "Djarum
Coklat Xtraligi: Kidung Sufi Sangkakala Djiwa 12.12.12" yang dihelat di
Gedung Sasana Budaya Ganesha, Rabu (12/12/2012) malam, berhasil
menyuguhkan lagu-lagu bertema Ketuhanan dalam hentakkan melodi yang
keras.
Ini bukan konser musik metal, bukan pula sebuah acara
dakwah. Ini adalah sebuah persembahan diri seorang manusia kepada
Tuhannya dalam sebuah pertunjukan kontemplatif.
Semerbak aroma
dupa menemani langkah saat melintasi lorong-lorong menuju venue.
Sayup-sayup dari sudut lorong, terdengar suara laki-laki melantunkan
ayat suci Al-Quran, seolah menjembatani perjalanan spiritual yang akan
dijalani sepenuhnya di dalam venue.
Tepat pukul 20.00 WIB,
Candra Malik membuka 'Sangkakala Djiwa' dengan membacakan sebuah puisi.
Disusul suara musik Tarawangsa yang mengiringi Budi Dalton dan komunitas
Sunda Wiwitan dalam rajah 'Mantra Ruwat Bumi'. Sayup-sayup suara
gemericik air mengiringi Budi merapal bait demi bait doa dalam bahasa
Sunda dengan khidmat.
Matahari terbit muncul dari permainan
multimedia di atas panggung, saat yang bersamaan, suara keyboard
mengiringi seniman multitalenta Sujiwo Tedjo menempati singgasananya
malam itu.
"Wong takon, wong sing tur kang angkoro, antarane
riko aku iki," suara lantang Presiden Republik Jancuk mendendangkan bait
bertama lagu bertajuk 'Pada Suatu Ketika (Titi Kolo Mongso) ini
mengundang tepuk tangan penonton di Sabuga malam itu.
Sudjiwo
Tedjo lengser, Karinding Attack dan Agung Burgerkil menduduki tahtanya.
Tak lama berselang, Risa Saraswati membawakan tembang 'Bilur' yang
mengisahkan pertaruhan nyawa seorang ibu demi anaknya. Suasana panggung
dibuat muram. Seorang penari berpakaian biru yang tengah mengandung,
meliuk-liukan tubuhnya. Beriringan dengan nada demi nada yang dihasilkan
dari gitar akustik dan karinding, merinding!
Penonton dibawa
tenggelam semakin larut dalam semesta sunyi dalam lagu 'Fana Selamanya'.
Kali ini Candra Malik yang malam itu dibalut semi blazer hitam dan
celana kulot warna senada, mendendangkannya bersama Risa dan Tri Utami.
Tuntas membawakan 'Fana Selamanya', intro tembang selanjutnya bertajuk
'Shiratal Mustaqim' dengan syahdu muncul dari tangan 'Vicky Burgerkill'
yang menyentuh keyboard. Candra mengajak kedua vokalis band cadas, Vicky
dan Man Jasad untuk berkolaborasi.
Tak se-garang biasanya,
Vicky pun kembali diajak duet oleh Candra Malik dalam tembang 'Jiwa yang
Tenang' yang merupakan salah satu lagu dari album 'Kidung Sufi' milik
Candra. Menyusul tembang 'An Elegy' dibawakan Vicky bersama teman-teman
Burgerkill.
Pertunjukan ini berlangsung nyaris tanpa jeda.
Hampir semua perpindahan dari satu lagu ke lagu lainnya diselingi oleh
puisi yang dibawakan Candra Malik. Begitupun yang terjadi sebelum rocker
gaek Dody Katamsi naik panggung. Kemudian dua tembang 'Seluruh Nafas',
'Cinta Berdarah' dan 'Hasbunallah' dibawakan dalam sebuah sajian musik
rock namun sarat akan rindu dan kepasrahan terhadap sang Pencipta.
Candra Malik sebagai tokoh utama malam itu tak banyak berdialog dengan
penonton. Ia hanya berbicara melaui puisi-pusisi yang dibacakannya.
Penampilan dari para artis pendukung juga memberi warna tersendiri dalam
pertunjukan ini.
Tembang andalan Candra Malik 'Fatwa Rindu' tak
luput dibawakan. Tiga orang penari sufi berpakaian serba putih dan topi
coklat muda berputar-putar mengikuti alunan musik dari tembang
tersebut.
Penantian penonton yang mayoritas fans grup band KOIL
akhirnya terwujud. Tak lama Otong KOIL dan kawan-kawan muncul di atas
panggung. Dua lagu andalan mereka 'Aku Lupa Aku Luka' dan 'Khayalan
Dalam Dunia Fantasi' berhasil memanaskan suasana dan memacu adrenalin
penonton yang sejak tadi dibuai tembang-tembang sufi.
Meski
harus dipaksa puas dengan penampilan KOIL yang sangat singkat, tembang
lawas milik Burgerkill 'Tiga Titik Hitam' berhasil kembali membuat
penonton bernyanyi bersama Vicky yang menggandeng Risa Sarasvati sebagai
teman duetnya. Secara maraton Burgerkill pun menanaskan suasana dengan
nomor 'For Victory' dan 'Only The Strong'.
Kolaborasi terakhir
disajikan Candra dengan Yuki Pas Band dan Tendostar. Tembang 'Kesepian
Kita', 'Samudera Debu' dan 'Sifat 20' dilantunkan oleh keduanya. Singel
perdana Tendostar band yang saat ini digeluti Yuki bertajuk 'Anak
Kampung' juga tak luput dibawakan.
Selama tiga jam perhelatan
yang dikemas apik oleh Atap Promotion ini berlangsung tertib. Sebuah
tembang 'Syahadat Cinta', yang bercerita tentang penghargaan terhadap
agama dan keyakinan setiap manusia menjadi lagu pamungkas malam itu.
Semua pendukung acara naik ke atas panggung dan menyanyikan lagu ini
bersama-sama. Sebuah pembuktian keragaman genre musik dan lirik dalam
kerukunan dan harmoni memuja Tuhan.